MUHAMAD FERIANTO
BLOK ANAK JAWA MULTIMEDIA
Senin, 30 November 2015
Sabtu, 31 Oktober 2015
Rabu, 30 September 2015
Mengenali Alat Pemadam Api BPBD Baureno, Bojonegoro
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Portable. Kami
agen / distributor penyedia alat pemadam portable, pemadam api
portable, jual alat pemadam portable, isi ulang alat pemadam portable,
refill alat pemadam portable, pemadam api ringan portable, alat pemadam
kebakaran portable, tabung pemadam kebakaran portable, harga tabung
pemadam portable, harga tabung pemadam kebakaran portable, harga pemadam
api portable, harga murah tabung pemadam kebakaran portable, Tabung
Pemadam portable, dan berbagai macam merk alat pemadam api ringan
seperti viking, yamato, gunnebo, chubb, protect, extream, altek, alpindo
serja tersedia jasa instalasi fm-200, fire alarm system, fire alarm, smoke detector
Alat pemadam kebakaran berdasarkan bentuk dan instalasinya terdiri atas 3 jenis yaitu :
1. Alat pemadam api yang dirakit secara tetap pada bangunan / gedung(fixed fire extinguishing system)
2. Alat pemadam api yang dirakit secara tetap pada kendaraan (Fixed mobile fire appliances)
3. Alat pemadam api yang mudah dibawa (portable fire extinguisher)
Alat pemadam api Portable.
Pengertian : merupakan alat pemadam api
yang mudah / dapat dibawa (dipindah), mudah dibawa maksudnya adalah
mudah dijinjing ataupun mudah didorong bagi yang menggunakan roda, Daya
pemadaman sangat terbatas sehingga fungsinya hanya sebagai pemadaman api
awal saja. Penggunaan alat pemadam portabel ini haruslah disesuaikan
dengan klasifikasi kebakaran yang terjadi. Serta penempatannya haruslah
mudah dijangkau dan ditemukan.
Untuk posisi penempatan alat pemadam
portabel ini haruslah pada setiap 200m² atau pada setiap ruang dengan
kapasitas yang disesuaikan, mudah terjangkau, jarak antara lantai dan
alat 1 s.d 1,25 meter, mudah terlihat, jarak maksimum pemepatan
peralatan pemadam api portable di suatu lokasi dalam suatu bangunandari
satu fire point ke fire point lainnya kurang lebih 15 meter, alat
pemadam api portable jenis CO2 atau jenis busa hanya dipasang pada
ruangan atau bangunan yang mempunyai tingkat bahaya tertentu,
ditempatkan sesuai kondisi lokasi yang membahayakan.
Selasa, 29 September 2015
Suka Nasi Pecel Tapi Sulit Berkomunikasi
No
|
Struktur Teks
|
Kalimat Dalam
Teks
|
1.
|
Orientasi
|
Meskipun Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro jauh dari kota yang
berjarak sekitar 30 kilometer, namun sudah mendunia melalui dunia pendidikan.
Buktinya empat pelajar Thailand belajar di sekolah yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Lamongan itu sejak dua bulan lalu.
|
2.
|
Peristiwa
|
Saat blokBojonegoro.com
berkunjung ke sekolah tersebut, tidak tampak berbeda pada sekolah pada
umumnya. Seusai upacara di halaman sekolah, para siswa mengikuti pelajaran di
masing-masing kelasnya. Tetapi di ruang Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno,
terdapat empat pelajar. Mungkin jika dilihat sekilas tidak jauh berbeda
seperti pelajar Indonesia.
Ternyata mereka empat pelajar dari Thailand yang sedang sarapan 'Nasi Pecel' dengan dibungkus daun pisang. Keempat pelajar asal Negara Gajah Putih itu diketahui setelah salah seorang guru SMKN 1 Baureno menunjukkan Paspor mereka. "Namanya sulit, panggilannya juga unik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam Wahjono. Dalam identitas tertulis, Mr. Chokcahi, Matikorn, Thammachon dan Punyagon. "Ada yang dipanggil Chok, Korn, Chun dan Men," sambungnya. Tidak hanya itu, saat pertama di sekolahan. Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri. Pasalnya kalau di Kota Ledre, 'Chok' identik ucapan jelek. Namun mereka tetap belajar bersama dan menerima mereka seperti pelajar lainnya. Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai 30 September belajar di sekolah yang dipimpinnya. Mereka juga diajarkan mengenal budaya, adat istiadat dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Bojonegoro. "Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya. Serta ada empat pelajar Thailand lainnya belajar di SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah," jelasnya. Mereka berada di Indonesia terkait program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun. Kalau tahun ini dengan Thailand, tapi tahun depan rencananya dengan Malaysia. Selain itu dua Negara dari luar Asia Tenggara seperti Germany dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran pelajar dengan SMK Negeri 1 Baureno. "Mereka belajar biasa seperti anak pada umumnya, sebelum pertukaran pelajar ada sinkronisasi mata pelajaran. Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno belajar di Thailand," ungkapnya. Tujuannya selain mengenal dua negara juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016. Sehingga berdampak ke lembaga lebih besar, sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri. "Ini bisa menjadi spirit, penyemangat anak-anak untuk bersaing," imbuhnya. Pasalnya syarat untuk bisa kerja sama pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya harus sudah bekerja sama dengan perusahan besar. Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno sudah bekerja sama dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya. "Sudah saatnya go internasional, bukan lagi berfikir global," tandasnya. Tampak para pelajar Thailand tersebut sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre. Selain para pelajar SMK Negeri 1 Baureno ramah, juga banyak makanan yang tidak didapat di negeranya itu. "Suka makan belut, ikan dan gurami bakar. Tapi suka juga dengan Nasi Pecel," terang salah seorang guru, menirukan Chok (Chokcahi) sapaan akrabnya. Selain itu para guru yang mengajar juga menggunakan bahasa isyarat, karena perlu memahamkan para siswa luar negeri tersebut. "Belajar Bahasa Indonesia juga, selamat pagi-selamat siang bisa. Tadi belajar otak atik motor," pungkas Chok disampaikan guru SMKN 1 Baureno. [zid/lis] |
3.
|
Sumber Berita
|
1.
Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam Wahjono
2.
Guru SMKN 1 Baureno
|
2.
Menemukan ciri kebahasaan
(keterangan) dalam teks berita
No
|
Paragraf
|
Keterangan
|
||||
Waktu
|
Tempat
|
Tujuan
|
Cara
|
Alat
|
||
1.
|
Meskipun Sekolah Menengah
Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro jauh dari kota yang
berjarak sekitar 30 kilometer, namun sudah mendunia melalui dunia pendidikan.
Buktinya empat pelajar Thailand belajar di sekolah yang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Lamongan itu sejak dua bulan lalu.
|
1. Sejak dua
bulan lalu
|
1. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Baureno
|
-
|
-
|
1. Melalui
2. Dengan
|
2.
|
Saat blokBojonegoro.com
berkunjung ke sekolah tersebut, tidak tampak berbeda pada sekolah pada
umumnya. Seusai upacara di halaman sekolah, para siswa mengikuti pelajaran di
masing-masing kelasnya. Tetapi di ruang Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno,
terdapat empat pelajar. Mungkin jika dilihat sekilas tidak jauh berbeda
seperti pelajar Indonesia.
|
-
|
1. Ke sekolah
2. di halaman sekolah
3. Di ruang Kepala Sekolah
|
-
|
-
|
-
|
3.
|
Ternyata mereka empat pelajar
dari Thailand yang sedang sarapan 'Nasi Pecel' dengan dibungkus daun pisang.
Keempat pelajar asal Negara Gajah Putih itu diketahui setelah salah seorang
guru SMKN 1 Baureno menunjukkan Paspor mereka. "Namanya sulit,
panggilannya juga unik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam
Wahjono.
|
-
|
1. Dari Thailand
2. Asal Negara Gajah Putih
3. SMKN 1 Baureno
|
-
|
-
|
1. Dengan dibungkus daun pisang
|
4.
|
Dalam identitas tertulis, Mr.
Chokcahi, Matikorn, Thammachon dan Punyagon. “Ada yang dipanggil Chok, Korn,
Chun dan Men,” sambungnya.
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1. Dalam
|
5.
|
Tidak hanya itu, saat pertama
di sekolahan. Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri
Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri. Pasalnya kalau di Kota Ledre, ‘Chok’identic
ucapan jelek. Namun mereka tetap belajar bersama dan menerima mereka seperti
pelajar lainnya.
|
-
|
1. Sekolahan
2. Asal Negeri Seribu Pagoda
3. Kota Ledre
|
-
|
-
|
-
|
6.
|
Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno,
Imam Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai
30 September belajar di sekolah yang dipimpinnya. Mereka juga diajarkan
mengenal budaya, adat istiadat dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
Bojonegoro.
|
1. Sejak tanggal 31 Juli sampai 30 September
|
1. SMKN 1 Baureno
2. Para Pelajar Thailand
3. Bojonegoro
|
-
|
-
|
1. Dengan
|
7.
|
“Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya
SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya. Serta ada empat pelajar
Thailand lainnya belajar di SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah,”
jelasnya.
|
-
|
1. Se-Kabupaten Bojonegoro
2. SMK Negeri 1 Baureno
3. SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah
|
-
|
-
|
-
|
8.
|
Mereka berada di Indonesia
terkait program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open
Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia
Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun. Kalau tahun ini dengan Thailand,
tapi tahun depan rencananya dengan Malaysia. Selain itu dua Negara dari luar
Asia Tenggara seperti Germany dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran
pelajar dengan SMK Negeri 1 Baureno.
|
1. Selama lima tahun
2. Tahun ini
3. Tahun depan
|
1. Di Indonesia
2. Thailand
3. Malaysia
4. Germany dan Prancis
5. SMK Negeri 1 Baureno
|
1. Terkait
|
-
|
1. Dengan
|
9.
|
“Mereka belajar biasa seperti
anak pada umumnya, sebelum pertukaran pelajar ada sinkronisasi mata
pelajaran. Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno belajar di Thailand,”
ungkapnya.
|
-
|
1. SMK Negeri 1 Baureno
2. Di Thailand
|
-
|
-
|
-
|
10.
|
Tujuannya selain mengenal dua Negara
juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016. Sehingga
berdampak ke lembaga lebih besar, sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa
harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri. “Ini bisa menjadi spirit,
penyemangat anak-anak untuk bersaing,” imbuhnya.
|
1. Tahun 2016
|
-
|
1. Tujuannya
2. Untuk
|
1. Bisa menjadi spirit
|
-
|
11.
|
Pasalnya syarat untuk bisa
kerja sama pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya harus sudah bekerja
sama dengan perusahan besar. Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno sudah
bekerja sama dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya. "Sudah
saatnya go internasional, bukan lagi berfikir global," tandasnya.
|
-
|
1. Luar Negeri
2. Sekolah
3. Dengan Perusahaan Besar
4. SMK Negeri 1 Baureno
|
1. Untuk
|
1. Berfikir Global
|
1. Dengan
|
12.
|
Tampak para pelajar Thailand
tersebut sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre. Selain para pelajar
SMK Negeri 1 Baureno ramah, juga banyak makanan yang tidak didapat di negaranya
itu.
|
-
|
1. Thailand
2. Kota Ledre
3. SMK Negeri 1 Baureno
|
-
|
-
|
-
|
13.
|
“Suka makan belut, ikan dan
gurami bakar. Tapi suka juga dengan Nasi Pecel,” terang salah seorang guru,
menirukan Chok (Chokcahi) sapaan akrabnya.
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
14.
|
Selain itu para guru yang
mengajar juga menggunakan bahasa isyarat, karena perlu memahamkan para siswa
luar negeri tersebut. “Belajar Bahasa Indonesia juga, selamat pagi-selamat
siang bisa. Tadi belajar otak atik motor,” pungkas Chok disampaikan guru SMKN
1 Baureno.
|
1. Selamat pagi-selamat siang
|
1. SMK Negeri 1 Baureno
|
-
|
-
|
-
|
3.
Menemukan ciri kebahasaan (Verba
Transitif dan Verba Pewarta) dalam teks berita
No
|
Paragraf
|
Verba
|
|
Transitif
|
Pewarta
|
||
1.
|
blokBojonegoro.com - Meskipun
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro jauh
dari kota yang berjarak sekitar 30 kilometer, namun sudah mendunia melalui
dunia pendidikan. Buktinya empat pelajar Thailand belajar di sekolah yang
berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan itu sejak dua bulan lalu.
|
-
|
-
|
2.
|
Saat blokBojonegoro.com berkunjung ke sekolah tersebut, tidak tampak
berbeda –pada sekolah pada umumnya. Seusai upacara di halaman sekolah, para
siswa mengikuti pelajaran di masing-masing kelasnya. Tetapi di ruang Kepala
Sekolah SMKN 1 Baureno, terdapat empat pelajar. Mungkin jika dilihat sekilas
tidak jauh berbeda seperti pelajar Indonesia.
|
1. Berkunjung
2. Mengikuti
|
-
|
3.
|
Ternyata mereka empat pelajar
dari Thailand yang sedang sarapan 'Nasi Pecel' dengan dibungkus daun pisang.
Keempat pelajar asal Negara Gajah Putih itu diketahui setelah salah seorang
guru SMKN 1 Baureno menunjukkan Paspor mereka. "Namanya sulit,
panggilannya juga unik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam
Wahjono.
|
1. Sarapan
2. Menunjukkan
|
1. Panggilannya
|
4.
|
Dalam identitas tertulis, Mr.
Chokcahi, Matikorn, Thammachon dan Punyagon. “Ada yang dipanggil Chok, Korn,
Chun dan Men,” sambungnya.
|
1. Dipanggil
|
1. sambungnya
|
5.
|
Tidak hanya itu, saat pertama
di sekolahan. Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri
Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri. Pasalnya kalau di Kota Ledre, 'Chok'
identik ucapan jelek. Namun mereka tetap belajar bersama dan menerima mereka
seperti pelajar lainnya.
|
1. Memperkenalkan
|
-
|
6.
|
Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno,
Imam Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai
30 September belajar di sekolah yang dipimpinnya. Mereka juga diajarkan
mengenal budaya, adat istiadat dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
Bojonegoro.
|
1. Menjelaskan
2. Belajar
3. Mengenal
|
-
|
7.
|
“Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya
SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya. Serta ada empat pelajar
Thailand lainnya belajar di SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah,”
jelasnya.
|
1. Pertukaran
|
1. Jelasnya
|
8.
|
Mereka berada di Indonesia
terkait program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open
Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia
Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun. Kalau tahun ini dengan Thailand,
tapi tahun depan rencananya dengan Malaysia. Selain itu dua Negara dari luar
Asia Tenggara seperti Germany dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran
pelajar dengan SMK Negeri 1 Baureno.
|
1. Diadakan
2. Diajak
|
-
|
9.
|
"Mereka belajar biasa
seperti anak pada umumnya, sebelum pertukaran pelajar ada sinkronisasi mata
pelajaran. Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno belajar di
Thailand," ungkapnya.
|
1. Belajar
2. Pertukaran
|
1. Ungkapnya
|
10.
|
Tujuannya selain mengenal dua Negara
juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016. Sehingga
berdampak ke lembaga lebih besar, sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa
harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri. “Ini bisa menjadi spirit,
penyemangat anak-anak untuk bersaing,” imbuhnya.
|
1. Mengenal
2. Menghadapi
3. Bersaing
4. Belajar
|
1. Imbuhnya
|
11.
|
Pasalnya syarat untuk bisa
kerja sama pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya harus sudah bekerja
sama dengan perusahan besar. Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno sudah
bekerja sama dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya. "Sudah
saatnya go internasional, bukan lagi berfikir global," tandasnya.
|
1. Bekerja sama
|
1. Tandasnya
|
12.
|
Tampak para pelajar Thailand
tersebut sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre. Selain para pelajar
SMK Negeri 1 Baureno ramah, juga banyak makanan yang tidak didapat di
negeranya itu.
|
1. Menikmati
|
-
|
13.
|
“Suka makan belut, ikan dan
gurami bakar. Tapi suka juga dengan Nasi Pecel,” terang salah seorang guru,
menirukan Chok (Chokcahi) sapaan akrabnya.
|
-
|
1. Akrabnya
|
14.
|
Selain itu para guru yang
mengajar juga menggunakan bahasa isyarat, karena perlu memahamkan para siswa
luar negeri tersebut. "Belajar Bahasa Indonesia juga, selamat
pagi-selamat siang bisa. Tadi belajar otak atik motor," pungkas Chok
disampaikan guru SMKN 1 Baureno.
|
1. Mengajar
2. Belajar
|
-
|
Langganan:
Postingan (Atom)