Senin, 31 Agustus 2015

Sejarah dan Asal Usul Sablon Kaos

   Sablon merupakan bagian teknik cetak yang dikembangkan oleh Yuzenzai Miyasaki pada tahun 1654-1736 dan Zikukeo Hirose pada tahun 1822-1890 berkebangsaan Jepang. Pada awalnya cetak sablon dikembangkan untuk mencetak kimono yang merupakan ciri khas pakaian Jepang yang memiliki motif banyak, Sablon kimono itu dilatar belakangi oleh kaisar jepang yang melarang penggunaan kimono yang dibuat dengan tulisan tangan.

   Alasan Kaisar tersebut adalah karena tingginya harga kimono motif tulisan tangan yang beredar di pasar. Dengan keluarnya kebijakan tersebut harga kimono dapat ditekan, dan kimono motif sablon mulai banyak digunakan oleh masysrakat jepang.


Sejarah dan asal usul sablon kaos


   Selanjutnya sablon berkembang sampai daratan Eropa. Pada tahun 1851-1862 dan kemudian pada tahun 1868 Joseph Swan mendirikan dan menemukan produk autotype.

    Pada tanggal 11 Juli 1907 Samuel Simmon yang berkebangsaan Inggris mendapatkan hak patentnya untuk teknik cetak sablon.
Teknik sablon yang dibuat menggunakan Chiffon sebagai pola (form) untuk mencetak. Chiffon merupakan bahan rajut yang terbuat dari gasa atau kain saring. Gambar yang tercetak akan mengikuti pola gambar yang ada pada kain gasa. Itu sebabnya teknik ini dikenal dengan sebutan silk screen printing yang berarti mencetak dengan menggunakan kain saring sutra.
   Setelah itu cetak sablon berkembang ke Amerika Serikat sehingga pada tahun 1924 pertama kalinya proses cetak sablon dilakukan di atas bahan tekstil dan kemudian pada tahun 1946 MC Kornick dan Penney menemukan mesin cetak sablon.
   Usai perang Dunia ke-2, teknik cetak saring terus berkembang pest. Inovasi-inovasi terus dilakukan hingga memunculkan genre baru yaitu teknik cetak saring moderen. Namun, teknik dasar yang di gunakan cetak saring tetap sederhana, mudah, dan murah untuk di praktekan. Karenanya, selama bertahun-tahun, pandangan orang pada teknik saring ini tetap sama, yakni usaha sambilan tetapi menghasilkan.

    Pada saat sekarang ini sablon kaos sudah semakin berkembang lagi, khususnya untuk industri kaos polos. Mulai tersedianya grosir kaos polos  dan konveksi kaos polos yang dijual di pasaran membuat semua orang bisa mencetak sablon kaos sablonnya sendiri. Alternatif pembuatan sablon kaos bukan hanya terbatas pada sablon manual dengan berbagai variasinya seperti glitter, foam, flock, glow in the dark, atau high density, dan sebagainya, namun juga sekarang ini merambah ke dunia digital. Sablon manual, sablon digital, dan yang terbaru menggunakan teknologi printer direct to garment (DTG) merupakan perkembangan dari proses cetak sablon. Teknologi ini akan terus berkembang, dan teknik print sablon kaos selalu berkembang dengan penemuan-penemuan yang baru.

SUNAN BLONGSONG


            Sunan Blongsong,yang menurut masyarakat sekitar dan juru kunci dari makam itu sendiri adalah seseorang yang pertama kali menyebarkan agama islam di daerah sekitar Blongsong.unan Blongsong karena pertama di temukan di daerah Blongsong, disesuaikan dengan daerah itu sendiri. Sunan Blongsong pertama kali datang ke daerah itu sekitar pada tahun 1600an, Mbah Sunan berasal dari lkerajaan Mataram yang melarikan diri karena mempunyai konflik dengan para penduduk di kerajaan Mataram.
Pada saat itu Mataram kedatangan pasukan Belanda, menjadikan masyarakat Mataram menjadi terpecah belah. Ada sebagian yang pro dengan Belanda ada juga sebagian yang kontra dengan Belanda. Salah satu dari yang kontra dengan Belanda adalah Mbah Sunan, sehingga Mbah sunan melarikan diri dari mataram dan menetap di daerah yang sekarang bernama Blongsong. Mbah sunan menetap dan membangun keluarga di daerah ini sambil menyebarkan agama islam sanpai akhir hayatnya. Sehingga masyarakat sekitar menganggapnya senagai seorang Sunan karena telah membimbing mereka ke jalan yang benar.
Pertama kali di temukan makam Mbah Sunan bukan langsung berada di tempat yang berdiri seperti sekarang ini. Melainkan berada di sekitar 200an meter dari bangunan ini. Pertama kali di temukan ketika masyarakat umum akan membangun rel kereta api. Setelah di temukan itu makam Mbah sunan di pindahkan dan di bangunkan tempat seperti sekarang ini. Didalam bangunan ini terdapat 7 buah makam yang merupakan makam dari keluarga Mbah sunan Blongsong.
Bagi masyarakat yang ingin berziarah di makam Mbah Sunan tidak dapat langsung masuk di dalam bangunan ini. Mereka hanya di bolehkan berdoa di pelataran yang di sediakan khusus bagi para peziarah. Tidak di perkenankan juga untuk mengambil foto di dalam banguna tersebut. Mbah sunan tidak mempunyai peninggalan apapun, beliau hanya meninggalkan sebuah makam tanpa meninggalkan benda – benda lainnya.
Di perkirakan masih ada keturunan dari Mbah sunan yang masih hidup smpai sekarang yaitu keluarga H. Muslimun. Tetapi keberadaanya sekarang tidak di ketahui dimana karena mereka sudah pindah dari tempat tinggal mereka sebelumnya yaitu juga di daerah Blongsong.